
Bali merupakan salah satu surga wisata dunia. Pulau yang berjarak tempuh kurang lebih 3 jam dari
Manado dengan penerbangan langsung ini merupakan salah satu tujuan wisata favorit masyarakat dunia. Tapi jika anda sudah mengunjungi Sulawesi Utara dan hanya ingin melihat kehidupan serta budaya masyarakat Bali, tak perlu repot-repot terbang ke
Bali. Satukan saja paket wisata anda dengan obyek-obyek wisata di Sulawesi Utara maka kehidupan dan budaya masyarakat
Bali bisa Anda nikmati.
Kok bisa? Jangan dulu bingung. Di kabupaten Bolaang Mongondow tepatnya di daerah Dumoga terdapat desa yang
dihuni oleh etnis
Bali. Desa itu bernama Werdhi Agung.
Dari namanya saja sudah tercium aroma
Bali yang sangat kental. Meski hidup jauh dari tanah asalnya, namun kehidupan sehari-hari masyarakat Werdhi Agung sama persis dengan kehidupan masyarakat
Bali. Mereka pun masih menganut agama hindu dan menjujung tinggi nilai adat dan istiadat leluhurnya. Kalender yang mereka gunakan pun tetaplah kalender Bali yang memang sedikit berbeda dengan kalender yang digunakan secara umum di
Indonesia (dari segi penentuan hari libur dan upacara adat). Bedanya kalau di Pulau
Bali hari raya seperti Saraswati, Galungan dan Kuningan
dinyatakan sebagai hari libur sedang di Sulawesi Utara hal itu tidak bisa dilakukan.

Disetiap masing-masing rumah penduduk mereka terdapat pura tempat mereka menunaikan ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa. Dan satu persamaan antara Mayarakta Werdhi Agung dan adalah pertanian. Lucunya, walau masih berbahasa Bali dan hidup dalam adat Bali namun mayoritas penduduk Werdhi Agung justru belum pernah melihat atau berkunjung ke
Bali. Hal ini sebagian besar disebabkan mereka merasa kesulitan untuk menemukan sanak-saudara mereka di
sana dan tak tahu harus berkunjung kemana. Kalau di Bali seorang kepala Desa disebut Kelian maka di Sulawesi Utara mereka harus mengikuti adat Bolaang Mongodow yang menyebut kepala desanya dengan sebutan Sangadi.