Primata (jenis monyet) terkecil di dunia yaitu Tarsius Spectrum atau oleh masyarakat Sulawesi Utara disebut Tangkasi, hanya ada di wilayah Sulawesi. Di Sulawesi Utara sendiri, hewan ini terdapat di Bitung, yaitu di Cagar Alam Tangkoko. Besarnya kira-kira hanya dua jari orang dewasa. Lucu ya?
Tak ada negara mana pun di dunia ini yang memiliki Tarsius. Oleh karena itu, Primata ini menjadi kebanggaan masyarakat Sulut bahkan mungkin menjadikannya sebagai maskot daerah seperti Koala dan Kangguru di Australia.
Tarsius agak berbeda dengan primata lainnya yang biasanya vegetarian. Umumnya binatang primata dikenal makan pisang, kacang, tumbuhan dan buah lainnya. Tetapi Tarsius lebih senang jika diberi makan serangga dan cecak. Ia akan dengan lahap menyantapnya. Wah, kejam juga. Tarsius termasuk binatang malam. Pada malam hari, bulatan hitam di matanya akan melebar sehingga pandangannya menjadi tajam dan sanggup menembus kegelapan seperti Vampire atau Kelelawar. Wiiih, Ngeri!
Di siang hari binatang imut ini lebih suka menyembunyikan dirinya. Keunikan paling menonjol dari Tarsius adalah kemampuannya memutar kepala sampai 180 derajat. Jadi untuk berpaling ke belakang ia tak perlu capek-capek memutarkan badannya. Tinggal ongkang-ongkang kaki atau berdiam diri. Ci luk ba! Ketahuan deh siapa yang ngintip di belakang.
Anatomi tubuhnya pun mirip manusia. Jari tangannya terdiri atas lima ruas. Dan berdasarkan penelitian oleh seorang ahli dari Australia, diketahui bahwa jenis darah Tarsius ternyata sama dengan jenis darah manusia berjenis O! Walah..walah!
Tarsius pun bisa menjadi contoh yang baik bagi manusia. Ia anti seks bebas dan sangat setia. Ia cukup puas dengan hidup bersama satu betina atau satu jantan saja. Seperti Romeo dan Juliet ya? Dengan demikian ia bisa disebut bermonogami.
Secara fisik Tarsius merupakan perpaduan tiga hewan. Tubuhnya mirip monyet, ekornya mirip tikus dan kepalanya seperti burung hantu. Wah, jangan-jangan ia hasil perkawinan silang! Bentuk tubuhnya yang amat mini untuk ukuran jenis primata membuat Tarsius serba salah. Para pemburu umumnya tak bergairah untuk memangsanya karena dianggap tak menimbulkan selera makan, mereka tak tega menyantap tubuhnya yang begitu menggemaskan dan seperti tak berdaging itu. Tapi disisi lain ia diburu oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab untuk dijadikan oleh-oleh dan souvenir.
Sampai saat ini Tarsius tak bisa seenaknya ditangkap atau diperjualbelikan. Ia masuk dalam daftar hewan yang dilindungi secara keras dan betul-betul harus dilestarikan keberadaannya. Karena memang merupakan salah satu kekayaan alam yang hanya ada di bagian wilayah Indonesia. Sayangnya belum ada investor yang tertarik untuk membuat boneka-boneka kecil yang mirip Tarsius untuk dijadikan souvenir agar ia tidak diburu.
Kecilnya Tarsius memang menggemaskan sehingga ia begitu menarik untuk dijadikan gantungan kunci! Siapapun di dunia ini pasti akan penasaran jika belum melihatnya. Dan mereka tak akan pernah bisa melihat si imut ini jika belum sekali pun berkunjung ke Sulawesi Utara. Oleh karena itu datanglah karena Tarsius sedang menanti anda! (Dari Berbagai Sumber)