Ada seorang turis yang datang jalan-jalan di Kota Manado, dia melihat lihat Kota Manado bersama seorang pemandu wisata.
Waktu jam makan siang tiba, turis ini dibawa masuk oleh pemandu wisata ke salah satu rumah makan khas manado. Singkat cerita mereka berdua memesan makanan yang mereka sukai, pemandu wisata ini memesan sayur bambu muda (sayur rebung) yang dimasak pakai santan.
Sementara mereka makan, pemandu wisata ini menawarkan sayur tersebut ke turis tadi untuk mencobanya sambil menerangkan bahwa sayur tersebut terbuat dari bambu yang masih muda. Turis ini pun mengambilnya. Saat memakannya turis ini merasakan bahwa sayur itu enak sekali.
Selesai mereka berdua makan, turis ini berkata kepada pemandu wisata, "Wah ... orang Manado pintar masak sayur, ya! Bambu yang masih muda saja sudah enak kalo dimasak, apalagi bambu yang sudah , ya!?"
Pemandu wisata ini cuman tersenyum saja mendengar komentar turis tadi. Tapi dalam hati dia berkata dalam logat manadonya yang kental, "Coba jo ngana masak kong makang tu buluh yang so tua kalo enak he ... he ... he ...."
Waktu jam makan siang tiba, turis ini dibawa masuk oleh pemandu wisata ke salah satu rumah makan khas manado. Singkat cerita mereka berdua memesan makanan yang mereka sukai, pemandu wisata ini memesan sayur bambu muda (sayur rebung) yang dimasak pakai santan.
Sementara mereka makan, pemandu wisata ini menawarkan sayur tersebut ke turis tadi untuk mencobanya sambil menerangkan bahwa sayur tersebut terbuat dari bambu yang masih muda. Turis ini pun mengambilnya. Saat memakannya turis ini merasakan bahwa sayur itu enak sekali.
Selesai mereka berdua makan, turis ini berkata kepada pemandu wisata, "Wah ... orang Manado pintar masak sayur, ya! Bambu yang masih muda saja sudah enak kalo dimasak, apalagi bambu yang sudah , ya!?"
Pemandu wisata ini cuman tersenyum saja mendengar komentar turis tadi. Tapi dalam hati dia berkata dalam logat manadonya yang kental, "Coba jo ngana masak kong makang tu buluh yang so tua kalo enak he ... he ... he ...."