Welcome To The Land of Smiling People........



Selasa, 02 Agustus 2011

SEKELUMIT TENTANG KEMBAR GROUP

Jakarta, KasaKusuK.com
DALAM sejarah musik tanah air, kehadiran musisi bersaudara bukanlah hal baru. Salah satunya Jacob Matius Israel Korengkeng alias Jacob dan Alex Sandri Korengkeng atau akrab disapa Alex yang tergabung dalam Kembar Group. Keberadaan mereka boleh dibilang meneruskan kesuksesan yang dicapai Koes Bersaudara, Panjaitan Bersaudara (lebih dikenal Panbers), D’Lloyd, dan The Mercy’s yang kondang di tahun 70-an.
Kiprah Kembar Group bermula saat melamar untuk nge-band pada Nomo Koeswoyo pada 1974. Kemampuan Jacob dan Alex dalam bermusik tidak terlalu menarik perhatian Nomo. “Band ini tidak bisa dipakai,” ucap Nomo tegas. Mereka lemas mendengar penolakan itu. Tapi hal itu tak membuat Jacob dan Alex patah arang. Setelah mencoba-berkali-kali, akhirnya mereka bisa juga merekam lagu Anak Muda Jaman Sekarang. “Rekaman kami gagal, sama sekali nggak ada yang mendengarkan lagu kami,” kata Jacob yang lahir 17 menit lebih dulu ketimbang Alex pada 28 Juli 1956. “Tapi anehnya ketika kami muncul di teve banyak yang mengelu-elukan. Bahkan banyak dari mereka yang penasaran terhadap kami,” tambah Alex kalem. Jacob mengisahkan, ada salah satu pembeli kaset Kembar Group yang mengira mereka perempuan saat melihat sampul kasetnya. Tapi setelah mendengar suaranya, sang penggemar baru sadar Kembar Group adalah cowok. Kesuksesan itu tentu saja makin memicu Kembar Group untuk membuat lagu lainnya, Pusaka Cinta, lagu mereka berikutnya yang kemudian menjadi hits di akhir tahun 70-an. “Selama ini kami selalu memainkan lagu daur-ulang milik orang lain. Setelah menyanyikan lagu sendiri, mulai timbul rasa percaya diri,” imbuh Alex yang diangguki Jacob.
Tak dinyana, karier Jacob dan Alex makin melejit setelah merilis lagu Frustasi pada 1980. Lagu itulah yang hingga kini membuat nama Kembar Group dikenal. “Waktu itu, album kami meledak hampir 1,5 juta kopi kaset. Padahal konsep kami bukan full band tapi duet,” celetuk Alex bangga. “Kami sebenarnya pengin nge-band, apalagi saat manggung. Tapi kami keburu identik dengan Everly Brothers,” sambung Yacob menggebu-gebu. Diakui Alex yang mengagumi Mother Theresa, selama proses pembuatan lagu dia tidak pernah sekali pun berselisih paham dengan Yacob. Keduanya selalu satu visi untuk membuat musik yang simpel dan enak didengar. “Selera musik Alex lebih keras ketimbang saya. Tapi kami selalu punya cara menyatukan itu,” tandas Jacob anak ke-7 dari 9 bersaudara anak pasangan J.C.A. Korengkeng-Siti Aisah ini dengan senyum mengembang.
Saat usia 19 tahun Jacob yang punya tinggi badan 170 cm dan berat badan 65 kg ini, sudah bisa membeli 2 mobil. Menginjak usia 22 tahun, Jacob berhasil membeli rumah di kawasan Kelapa Gading. Lalu, ketika berusia 30 tahun, ia membeli rumah di Bogor.
Sebagai anak muda, mereka berdua sempat pula menjadi anak muda yang nakal. "Tapi 15 menit menjelang 2003 berakhir, saya kembali menerima Tuhan,” kata Jacob yang memiliki 3 anak, Tatum, Nina, dan Cindy. Keduanya mulai memasuki babak baru dengan berjanji meninggalkan masa lalunya dan menyerahkan diri melayani Tuhan. Tidak jarang mereka berdebat seru soal pandangan hidup yang kini mereka jalani. “Inilah awal dari kehidupan kami yang sebenarnya. Kami ingin berbuat sesuatu untuk kaum muda sekarang ini,” kata Alex yang diangguki Jacob. Kini, mereka sedang mempersiapkan sebuah album Di Sini Ada Tuhan yang lagu-lagunya berisi motivasi terhadap kaum muda. “Walaupun karya kami tidak lagi dinikmati banyak orang, paling tidak, bermakna dan bisa menyadarkan kaum muda,” tukas Jacob lirih.
Menurut Balyanto, salah seorang keponakan almarhum yang juga musisi itu, Pamannya sudah setahun lebih di Balikpapan. " Paman saya itu sedang sekolah untuk jadi pendeta," katanya lewat sms ketika sedang menuju ke bandara Soekarno Hatta bersama Alex, kembaran Yacob, hendak menjemput jenazah pamannya itu. Lanjut Balyanto " Beliau radang tenggorokan dan seriosis," jelas Balyanto bercerita soal sejarah kesehatan almarhum.
Dan sekarang salah satu dari mereka, Yacob yang berjalan dijalan Tuhan itu kembali kepangkuan sang penciptanya.
Selamat jalan Yacob. (23)